Rumah Tangga Harmonis dengan Menerapkan Rumus Matematika Cinta 5:1
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan riset terhadap puluhan ribu pasangan suami istri yang dilakukan selama 30 tahun oleh psikolog John dan Julie Gottman terkait pernikahan di laboratorium cinta milik mereka, keduanya menyimpulkan dalam 7-120 menit bahwa sebuah rumah tangga akan langgeng atau justru bercerai selama kurun waktu 7-9 bulan ke depan.
Melalui CCTV yang terpasang di laboratorium, John dan Julie melakukan pengamatan mengenai kegiatan serta topik perbincangan apa saja yang dibahas oleh sepasang suami istri.
Dari penelitian tersebut, John dan Julie berhasil menemukan formula untuk menjaga keharmonisan rumah tangga yang diberi nama rumus matematika cinta 5:1 (lima banding 1).
Pasangan suami istri dapat menerapkan rumus ini dalam kehidupan rumah tangga mereka, yaitu melakukan 5 hal positif dan 1 hal negatif terhadap pasangan.
“Jika ingin menjadi pasangan yang bahagia sampai akhir dan menginginkan hanya maut saja yang memisahkan, wajib menggunakan rumus matematika cinta 5:1 ini. Maksudnya di kala kita melakukan 1 hal negatif kepada pasangan, maka buru-burulah menghapusnya dengan 5 hal positif. Maka hal ini yang akan membuat keluarga Anda utuh,” ungkap Rani Hasyim, Communication for Health dari Tempa Trainers Guild (TTG) dalam acara sharing session gerakan#akuberdaya bertajuk Building Communication Between You & Husband, baru-baru ini.
Rani Hasyim menyampaikan bahwa dalam sebuah hubungan, komunikasi mempunyai peran yang sangat penting. Apakah komunikasi dalam bentuk verbal atau non-verbal, semua tergantung masing-masing pasangan.
“Dari sebuah komunikasi pesan, ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain akan tersampaikan. Caranya verbal atau non-verbal, itu juga tergantung kebiasaannya saja," kata Rina.
"Contoh secara verbalnya begini. Suami menyapa dengan kata-kata, ‘sayang ambilin abang minum ya’. Tentu akan berbeda kalau dengan kalimat, 'eh ambilin dong minumnya'. Energi yang keluar dari kedua kalimat ini berbeda bukan? Makanya Rasulullah mengingatkan laki-laki yang baik itu adalah seperti aku, yang sayang kepada keluarganya. Bahkan Rasulullah saja punya panggilan sayang untuk istrinya, Aisyah. Beliau kerap memanggil dengan nama Humairah,” tambahnya.
Kemudian komunikasi secara non-verbal, contohnya seseorang ngobrol dengan pasangan sambil menonton televisi atau smartphone. Tidak ada saling menatap penuh kasih sayang.
“Atau bahkan yang lebih parah, ngobrol dengan pasangan sambil berdecak. Sayang, ayo kita ke pasar yuk. Lalu dijawab sambil berdecak dengan mengeluarkan suara penolakan. Nah, ini menjadi 1 poin negatif yang diterima oleh pasangan Anda,” lanjut Rani.
Melalui CCTV yang terpasang di laboratorium, John dan Julie melakukan pengamatan mengenai kegiatan serta topik perbincangan apa saja yang dibahas oleh sepasang suami istri.
Dari penelitian tersebut, John dan Julie berhasil menemukan formula untuk menjaga keharmonisan rumah tangga yang diberi nama rumus matematika cinta 5:1 (lima banding 1).
Pasangan suami istri dapat menerapkan rumus ini dalam kehidupan rumah tangga mereka, yaitu melakukan 5 hal positif dan 1 hal negatif terhadap pasangan.
“Jika ingin menjadi pasangan yang bahagia sampai akhir dan menginginkan hanya maut saja yang memisahkan, wajib menggunakan rumus matematika cinta 5:1 ini. Maksudnya di kala kita melakukan 1 hal negatif kepada pasangan, maka buru-burulah menghapusnya dengan 5 hal positif. Maka hal ini yang akan membuat keluarga Anda utuh,” ungkap Rani Hasyim, Communication for Health dari Tempa Trainers Guild (TTG) dalam acara sharing session gerakan#akuberdaya bertajuk Building Communication Between You & Husband, baru-baru ini.
Rani Hasyim menyampaikan bahwa dalam sebuah hubungan, komunikasi mempunyai peran yang sangat penting. Apakah komunikasi dalam bentuk verbal atau non-verbal, semua tergantung masing-masing pasangan.
“Dari sebuah komunikasi pesan, ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain akan tersampaikan. Caranya verbal atau non-verbal, itu juga tergantung kebiasaannya saja," kata Rina.
"Contoh secara verbalnya begini. Suami menyapa dengan kata-kata, ‘sayang ambilin abang minum ya’. Tentu akan berbeda kalau dengan kalimat, 'eh ambilin dong minumnya'. Energi yang keluar dari kedua kalimat ini berbeda bukan? Makanya Rasulullah mengingatkan laki-laki yang baik itu adalah seperti aku, yang sayang kepada keluarganya. Bahkan Rasulullah saja punya panggilan sayang untuk istrinya, Aisyah. Beliau kerap memanggil dengan nama Humairah,” tambahnya.
Kemudian komunikasi secara non-verbal, contohnya seseorang ngobrol dengan pasangan sambil menonton televisi atau smartphone. Tidak ada saling menatap penuh kasih sayang.
“Atau bahkan yang lebih parah, ngobrol dengan pasangan sambil berdecak. Sayang, ayo kita ke pasar yuk. Lalu dijawab sambil berdecak dengan mengeluarkan suara penolakan. Nah, ini menjadi 1 poin negatif yang diterima oleh pasangan Anda,” lanjut Rani.